Industri 5.0 merupakan kelanjutan industri 4.0 (basis digital IT), sedangkan 5.0 adalah Artificial Intelligence (AI) dengan pemanfaatan Big Database, untuk lebih jelas baca "Pentingnya Big Data". Tidak bisa dipungkiri bahwa garis batas perubahan jaman itu adalah Tahun 2020 dikala ada pandemi COVID-19, dimana semua orang dipaksa untuk melek teknologi dalam membantu keseharian & pekerjaan mereka. Internet menjadi kendaraan utama untuk menjelajahi seluruh isi dunia sehingga banyak orang cukup tinggal dirumah namun bisa komunikasi global & menghasilkan sesuatu untuk penghidupannya.
Mari kita lihat, Cukup menjanjikan-kah profesi seorang youtuber, blogger, selebgram dan pengguna media sosial lain dalam hal endorse iklan??. Tentunya kita semua tahu, berapa adsense atau endorse yang mereka dapatkan ketika upload produk di platform-nya masing-masing, Sungguh menggiurkan bukan??. Semua itu adalah pekerjaan"Influencer", yaitu orang yang memberikan pengaruh kepada khalayak banyak untuk sesuatu yang mereka iklankan. Semua orang bisa menjadi influencer dan dengan polesan kreatifitas yang mengalahkan kecerdasan maka bisnis yang cocok di era industri 5.0 adalah yang berbasis digital IT/internet (influencer dan jual-beli online).
Kreatifitas dan kerjasama menjadikan ciri khas di era ini, dimana yang dahulu seorang yang pintar akan sukses tanpa orang lain maka untuk era sekarang telah berubah dimana kerjasama, saling berbagi dan kreatifitas menjadi tumpuan bisnis di era industri 5.0. Big data seperti arah pasar kemana, produk yang disukai apa, kemampuan finansial seperti apa, golongan peminat siapa saja dan corak produk yang disukai seperti apa dll, itu akan menjadi bagian dari senjata menghadapi bisnis di era industri 5.0. Semua itu tidak terlepas dari peran big data.
Akhir-akhir ini di Bulan Agustus 2020, kita tahu ada salah satu stasiun TV swasta menggugat perihal undang-undang penyiaran publik. Dimana, dulu yang memiliki wewenang penyiaran adalah TV namun sekarang setiap orang bisa melakukan siaran live dari tempatnya masing-masing. Banyak TV swasta harus kehilangan pendapatan mereka dari iklan karena adanya media sponsor yang menyerupai TV dan tentunya dengan biaya yang sangat murah serta lebih tepat sasaran. Tidak bisa dipungkiri banyak perusahaan lebih memilih iklan di platform terkini yang banyak diminati kaum milineal yaitu media sosial dan youtube untuk mengenalkan produk mereka karena rata-rata penonton TV dengan media sosial tertimpang jauh.
Era industri 5.0 ini memaksa semua orang beradaptasi, tidak kolot dan mengharuskan mengikuti perkembangan jaman, sehingga dibutuhkan kreatifitas untuk menangkap ide bisnis yang tepat. Penulis memberikan saran mulai menjajaki bisnis jual-beli online dan sudah diterapkan sendiri memang sangat pesat perkembangan transaksi di era ini. Semua bisa diiklankan dan dijual dengan harga yang transparan bisa dibandingkan antar produk satu dengan yang lain serta antar pedagang satu dengan yang lain. Dengan sistem tersebut secara otomatis para penjual berlomba-lomba untuk menggaet para konsumen lewat kreatifitas dan mutu produk yang ditawarkan. Penjelasan detail tentang prospek jual beli online di bahas di "Pertarungan Marketplace dan Shopee Pemenangnya"
Referensi: Pengalaman pribadi bisnis jual-beli online dan influencer